Coretanpublik.com-PADANG PANJANG – Pimpinan, Anggota, dan Sekretaris Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kabupaten Kampar kembali melakukan kegiatan berbagi informasi guna memperkaya referensi penyusunan Ranperda tentang Masjid Paripurna. Pada Jumat (19/9/2025), rombongan Bapemperda menyambangi Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Padang Panjang.
Rombongan dipimpin langsung Ketua Bapemperda, Habibburahman, bersama anggota Ramli, Agus Candra, Zumrotun, Anasril, Rahayu Sri Mulyani, Min Amir Habib Efendi Pakpahan, dan Azhari Nardi. Turut mendampingi Sekwan DPRD Kampar, Ramlah, Kabag Hukum dan Persidangan, Lismarni, serta staf pendamping.
Pertemuan ini melibatkan Asisten I Kota Padang Panjang, Martoni, yang juga merangkap tugas sebagai Asisten III sekaligus membawahi Bagian Kesra. Hadir pula Kasi Bina Masyarakat (Binmas) Kemenag, Joni Nasri, serta Jasriman, Ketua Pengurus Masjid Baitul Huda yang dikenal luas dengan konsep Masjid Ramah Musafir.
Dalam paparannya, Martoni menjelaskan bahwa Kota Padang Panjang memiliki 2 kecamatan, 16 kelurahan, dan sekitar 63 ribu jiwa penduduk. Dengan APBD kurang lebih Rp120 miliar, pemerintah kota menempatkan bidang keagamaan sebagai salah satu visi-misi utama. Hal itu tercermin dari pengembangan wisata religi, seperti Islamic Centre, serta keberadaan Masjid Asasi—masjid tertua di Padang Panjang yang berdiri sejak abad ke-17 dengan arsitektur khas Minangkabau.
Ia menambahkan, dukungan pemerintah kota bagi pengembangan masjid diwujudkan melalui program hibah untuk masjid dan mushalla, insentif guru TPQ sebesar Rp1,5 juta, hingga bantuan khusus untuk para imam masjid. “Masjid di Padang Panjang bukan sekedar tempat ibadah, tapi hadir sebagai solusi sosial,” ungkap Martoni.
Salah satu inovasi yang mendapat perhatian besar rombongan Bapemperda adalah keberadaan Masjid Ramah Musafir di Masjid Baitul Huda yang dipimpin Jasriman. Masjid ini menyediakan penginapan sederhana di area masjid dengan biaya sangat terjangkau: Rp50.000 untuk ruang inap dan Rp25.000 bagi yang menggunakan selasar. Fasilitasnya cukup lengkap, mulai dari ruang bermain anak, tempat khusus ibu menyusui, hingga area parkir yang luas.
Tak hanya itu, Masjid Baitul Huda juga aktif dalam pembinaan anak yatim, memberikan dukungan transportasi, serta menyediakan fasilitas sosial lainnya. Bahkan, masjid ini telah mengusulkan untuk mengikuti lomba masjid ramah musafir tingkat nasional.
Rombongan Bapemperda DPRD Kampar menilai, apa yang dilakukan Padang Panjang menjadi inspirasi penting dalam menyuburkan konsep Masjid Paripurna di Kabupaten Kampar. Para pemimpin dan anggota sepakat, masjid modern harus lebih inklusif: ramah bagi jamaah, musafir, anak-anak, ibu menyusui, sekaligus mampu menjawab permasalahan sosial masyarakat.
“Masjid harus menjadi pusat peradaban umat, bukan hanya untuk shalat berjamaah, tapi juga hadir memberi manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat. Apa yang dilakukan Padang Panjang adalah pembelajaran berharga untuk kita bawa ke Kampar,” ujar Ramli, anggota Bapemperda DPRD Kampar dari Fraksi PKB usai pertemuan.
Kegiatan berbagi informasi ini mempertegas komitmen DPRD Kampar dalam menghadirkan regulasi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat melalui Ranperda tentang Masjid Paripurna.***(rls)
Post a Comment